Google Search

Custom Search

Thursday 18 February 2016

Rute Pelayaran Kapal Tol Laut Indonesia

Pemerintah telah meluncurkan pelayaran kapal barang reguler yang merupakan bagian dari program tol laut seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebelumnya.

"Konsep Tol Laut bukan membuat jalan tol di atas laut. Namun merupakan jalur distribusi logistik menggunakan kapal laut dari ujung Pulau Sumatera hingga ujung Papua"

Program pelayaran kapal berjadwal ini dimaksudkan untuk‎ mengurangi disparitas harga antara Indonesia Timur dengan daerah sentra produksi yang ada di wilayah Indonesia Barat.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut, PT Pelni (Persero) ditunjuk sebagai pihak yang menyelenggarakan pelayaran reguler tersebut.
Untuk saat ini, Pelni masih bisa menyediakan tiga kapal dan melayani tiga trayek dari ketentuan yang seharusnya enam kapal‎ yang melayani enam trayek juga seperti yang tertuang dalam ketetapan.
Adapun, besaran Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut tersebut sebesar Rp 257,9 miliar dengan 6 kapal.

Ketiga susunan jaringan trayek tersebut adalah:

1. Kodo Trayek T - 1 : Tg. Perak - Tual - Fak fak - Kaimana - Timika - Kaimana - Fak fak - Tual -Tg Perak (Dioperasikan oleh KM. Caraka Jaya Niaga III - 32)

2. Kode Trayek T - 4 : Tg. Priok - Biak - Serui - Nabire -Wasior - Manokwari - Wasior- Nabire - Serui - Blak -- Tg Pnok (Dioperasikan oleh KM. Caraka Jaya Niaga Ill - 22)

3. Kode Trayek T -6 : Tg. Priok - Kijang - Natuna - Kijang - Tg Priok (Dioperasikan oleh KM. Caraka Jaya Niaga III - 4)

Diperkirakan akan ada kebutuhan 1.000 kapal setiap tahunnya, sementara industri galangan kapal saat ini hanya mampu memenuhi 30 persen. Potensi industri perkapalan sangat besar. Kebutuhan kapal bukan hanya untuk kapal barang, tapi juga kapal penumpang, ferry, kapal nelayan dan lain-lain. Oleh karena itu, investor juga diundang untuk mengisi kebutuhan tersebut.
Salah satu investor yang tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia adalah investor Jepang Tsuneishi Ship Building .Tsuneishi Ship Building merupakan industri perkapalan nomor tujuh terbesar di Jepang. Selain di Jepang, Tsuneishi juga telah membangun industri galangan kapal di Cebu, Filipina, Zoushan, China dan Paraguay.
Untuk Indonesia, Tsuneishi merencanakan investasi di sektor jasa reparasi kapal senilai US$ 40 Juta dengan proyeksi menyerap pekerja hingga 1.000 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan kapal tol laut Kementerian Perhubungan memecahkan rekor pembelian kapal terbanyak dalam sejarah pemerintah Indonesia. Kali ini Kementerian Perhubungan membeli kapal laut sebanyak 188 buah.
Untuk pembelian tersebut Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan dana total Rp 11,8 triliun dengan pola penganggaran multi years hingga tahun 2017.
Untuk tahun 2015 telah dianggarkan Rp 3,3 triliun dimana alokasinya untuk pembayaran Down Payment (DP) dan konstruksi kapal yang diperkirakan pada akhir tahun baru mencapai 15 persen. Sementara tahun 2016 telah dianggarkan sebanyak Rp 4,4 triliun dan tahun 2017 sebesar Rp 4,1 triliun.
Mengenai proses pengerjaannya, semua kapal tersebut akan dikerjakan oleh perusahaan galangan kapal di Indonesia‎ yang diperkirakan berjumlah 100 perusahaan lebih yang terdiri dari BUMN dan swasta.
Mengenai jenis kapal yang dipesan ada tiga kategori, yaitu kapal jenis penjagaan laut dan pantai sebanyak 73 kapal, kapal lalu lintas angkutan laut 95 kapal dan kapal kenavigasian sebanyak 15 kapal.Kapal angkut barang ini nantinya akan memiliki kapasitas mencapai 2000 Gross Ton (GT).

No comments:

Post a Comment