Keberadaan kereta
api super cepat dianggap penting, karena mampu memangkas jarak tempuh dari
Jakarta menuju Bandung menjadi hanya 36 menit. Kereta tersebut diharapkan mampu
menekan biaya logistik dan mempercepat mobilitas masyarakat. Proyek kereta
super cepat Indonesia yang diwacanakan memiliki kecepatan 300 kilometer per jam
itu dan akan melayani rute Jakarta-Bandung.
Tiongkok dan Jepang
berkompetisi untuk terpilih menjadi investor yang membangun kereta api super
cepat Jakarta-Bandung. Kedua negara tersebut bahkan telah mengajukan proposal
penawaran kerja sama dengan skema terbaik. Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya
juga memastikan kedua negara tersebut menawarkan kerja sama pembangunan kereta
api super cepat dengan syarat ringan.
Hal tersebut dianggap menguntungkan Indonesia, karena pemerintah dapat
menggenjot infrastruktur nasional. Dalam dokumen studi kelayakan Jepang,
terdapat wacana rute kereta cepat ini juga akan melayani konektivitas ke
Cirebon, bahkan hingga Surabaya. Untuk rute Jakarta-Bandung, kereta cepat akan
memangkas waktu tempuh perjalanan dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 37
menit. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dari
proposal Jepang diketahui biaya pembangunan rel dan kereta cepat sebesar US$6,2
miliar. Adapun China melakukan studi kelayakan, setelah Jepang. Dari proposal
Tiongkok, kebutuhan investasi untuk pembangunan rel dan kereta cepat sebesar
US$5,5 miliar.
Pemerintah menunjuk
Boston Consulting Group untuk menjadi konsultan independen dalam proyek
pembangunan kereta api super cepat Jakarta-Bandung. BCG sendiri merupakan
perusahaan manajemen konsultan global yang memiliki 82 kantor perwakilan di 46
negara. Perusahaan tersebut bertugas memberikan saran kepada kliennya di sektor
swasta, publik, dan nonprofit di seluruh dunia. Adanya penunjukan tersebut
untuk mencari skema dan tawaran terbaik dari investor dalam teknis
pembangunannya di dalam negeri. Konsultan yang ditunjuk pemerintah akan
melakukan penilaian dari sisi teknikal, keuangan, dan kebijakan penggunaan
produk kandungan lokal dari studi kelayakan dan desain rekayasa detil proyek
tersebut. Beberapa pertimbangan pemerintah dalam menentukan mitra proyek ini
antara lain berdasarkan kebutuhan investasi, penerapan teknologi, penggunaan
tingkat kandungan dalam negeri, harga tiket kepada penumpang, dan juga potensi
efek ekonomi yang dihasilkan.
Akhirnya Kereta Api
(KA) Cepat Jakarta-Bandung diresmikan pada 21 Januari lalu. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Perdana
Menteri China Xi Jinping telah menandatangani nota kesepahaman terkait
pembangunan kereta api cepat di sela-sela pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di
Bandung 2015. China Raiway ditetapkan sebagai perusahaan Tiongkok untuk
memborong proyek itu dan akan dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (PT
KCIC), proyek ini ditargetkan akan selesai pada 2019.
Pembangunan jalur
kereta api Jakarta-Bandung tidak menggunakan uang negara melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, pemerintah juga tidak memberikan
jaminan untuk proyek tersebut, termasuk tidak adanya setoran modal bagi BUMN
yang mau mengerjakannya. Badan usaha tersebut dapat bersifat "patungan
antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan swasta yang berminat untuk
membangun jalur itu. Pemerintah melalui Kemenhub baru turun tangan dan berperan
dalam proyek itu terkait teknis regulasi dan perizinan.
Proyek pembangunan
kereta cepat Jakarta-Bandung akan mendatangkan banyak manfaat bagi
masyarakat. Selama tiga tahun masa
pembangunan KA Cepat pada periode konstruksi akan tersedia kesempatan kerja
bagi 39.000 orang. Pada periode konstruksi rencana pengembangan yang
berorientasi transit akan tersedia kesempatan kerja bagi 20.000 orang selama 15
tahun. Pada periode operasional akan tersedia kesempatan kerja bagi 28.000
orang selama 25 tahun (Harian Kompas, 15 Januari 2016). Data itu belum termasuk
rencana pembangunan kawasan bisnis, wisata, riset, apartemen, perumahan dan
hotel.
Oleh karena itu,
secara agregat, pembangunan itu semua akan mendorong sektor properti lebih
menggeliat termasuk bisnis ikutannya. Pembangunan itu juga akan membangkitkan
wisata Bandung Barat makin bercahaya yang selama ini hanya dinikmati Kota
Bandung. Jangan lupa bahwa bisnis wisata akan memberikan berkah tersendiri
yakni devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara. Ini sejalan dengan tekad
pemerintah untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Ingat pula bahwa
sektor pariwisata akan mendorong pengembangan ekonomi kreatif. Selama ini
ekonomi kreatif meliputi periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain,
fashion, film, musik, seni pertunjukan, penerbitan, penelitian dan
pengembangan, perangkat lunak, mainan dan permainan, televisi dan radio dan
permainan video. Dalam rencana revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang
dirancang bakal tuntas Maret 2016, sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif
menjadi target untuk direvisi.
Bahkan, semua bidang
perfilman di jasa teknik, produksi, distribusi, dan ekshibisi bioskop dibuka
100% untuk investor asing. Kelima, menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT).
Kesempatan kerja yang semakin luas juga akan mengurangi tingkat pengangguran terbuka
yang mencapai 6,18 persen per Agustus 2015. Angka tersebut naik dari 5,94
persen pada periode sebelumnya, Agustus 2014. Oleh karena itu, tidak terlalu
berlebihan kalau 2016 disebut sebagai tahun menjanjikan bagi sektor properti.
No comments:
Post a Comment