Berikut ini adalah beberapa penyebab proyek tidak selesai tepat pada waktunya :
1. Proyek Dalam Proyek
2. Cuaca Tidak Mendukung
3. Pengaturan Material dan Pelaksanaan Yang Tidak Teratur
4. Pelaksanaan Pekerjaan Yang Tidak Benar
5. Sering Terjadi Penggantian Tenaga Kerja
6. Pekerjaan Dilakukan 2 kali
7. Gambar Tidak Jelas
1. Proyek Dalam ProyekApakah anda mengetahui maksud “proyek dalam proyek” atau “borongan dalam borongan”, ini adalah istilah kami saja terhadap karyawan kontraktor yang melakukan borongan terhadap pekerjaan yang sedang mereka laksanakan sedangkan mereka adalah karyawan kontraktor tersebut.
Mengapa kami taruh dalam urutan no 1, karena dalam suatu pembangunan proyek sudah menjadi rahasia umum dari kalangan tingkat atas sampai bawah sering melakukan borongan dalam borongan ini.
Baik dari level Direktur, General Manager, Construction Manager, Project Manager, Site Manager, Supervisor bahkan di level Mandor, Foreman atau Man Power (tukang) itu sendiri. Baiklah kami mencoba menjelaskan mengapa borongan dalam borongan ini menyebabkan proyek tidak akan tepat waktu dalam penyelesaiannya.
Direktur, Direktur adalah pimpinan tertinggi dari suatu perusahaan, ketika suatu tender proyek dimenangkan oleh suatu perusahaan maka yang mengetahui Bill Quantity atau harga satuan borongan proyek itu akan diketahui Direktur, General Manager, Marketing dan lain-lain.
Jika direktur tersebut jujur dalam menyampaikan tanggung jawabnya kepada komisaris perusahaan maka direktur akan melaksanakan sesuai prosedur perusahaan, tapi jika tidak jujur, berhati-hatilah, karena Harga Satuan yang ada di Bill Quantity bisa saja di mark up terlebih dahulu…. Uuups terlalu jauh ya.
Baik kami persingkat saja, yang dikhwatirkan selain beliau bisa mark up harga satuan atau volume pekerjaan, yang berkaitan dengan tidak tepatnya pelaksanaan proyek adalah ikut campurnya beliau memasukkan subkontraktor atau pemborong dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Disini kami tidak mengatakan tidak boleh jika direktur memasukkan sub kontraktor atau pemborong, beliau sangat di anjurkan merekomendasikan sub kontraktor atau pemborong tersebut, tetapi yang tidak diperbolehkan adalah IKUT CAMPURNYA beliau ketika terjadi selisih paham dalam pelaksanaannya.
Beliau mempunyai staff-staff ahli dibawahnya, ada General Manager, ada Construction Manager dan ada Project Manager, mengapa tidak boleh ikut campur, karena dikhwatirkan wibawa dan para staff ahlinya akan jatuh di mata sub kontraktor atau pemborong tersebut.
Melaksanakan suatu proyek bukan bicara SAYA tapi bicara KITA, jadi ketika ada seorang direktur turun tangan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan membuat semua wibawa bawahannya akan turun.
Ketika bawahan akan mengambil keputusan terhadap sub kontraktor tersebut berdasarkan kesepakatan kontrak antar sub kontraktor tersebut dengan perusahaan maka Pimpro akan segan melakukannya bahkan akan menurut dengan subkontraktor tersebut, padahal dalam melaksanakan suatu proyek Pimpro dibutuhkaan Manuver, akal cerdiknya menekan sub kontraktor melaksanakan pekerjaan tepat waktu.
Jika pekerjaan mereka sendiri di bela direktur tersebut, maka akan terjadi keterlambatan pelaksanaan yang akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan tersebut. Contohnya, jika direktur ikut memborong juga dalam proyek tersebut.
Ada pekerjaan pemasangan partisi dinding gypsum atau plafond gypsum, pekerjaan pemasangan plafond mulai bekerja biasanya sesuai jadwal pelaksanaan proyek adalah, ketika dinding ruangan sudah di aci semua.
Pimpro meminta sub kontraktor tersebut mulai bekerja, entah apa sebabnya sub kontraktor tersebut belum juga memulainya, jangankan memulai ketika diminta mengerimkan barang gypsum dan rangka, sub kontraktor beralasan belum dibayara uang muka atau dia masih ada pekerjaan ditempata lain.
Tentunya Pimpro harus punya ketegasan dalam menghadapi permasalahan ini, mungkin mempersiapkan penggantinya jika tidak bisa menepati time schedule pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Tapi bisa saja direktur turun tangan meminta pimpro tidak mencari ganti, dikarenakan ada uang yang tertanam di sub kontraktor tersebut. Jika ini terus terjadi pada setiap sub kontraktor, lebih direktur tersebut di pecat saja, suruh jadi pemborong saja.
Karena dalam pelaksanaan proyek kita hanya bicara waktu, ingatlah SEMAKIN CEPAT SUATU PROYEK SELESAI SEMAKIN BANYAK KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT, mengapa seperti itu, karena bisaya operasional dan consumble bisa kita hemat secara langsung.
Begitupun ketika seorang General Manager atau Pimpinan Proyek (Pimpro) ikut serta dalam borongan yang sedang ia kerjakan, ini akan lebih fatal keterlambatannya, karena yang membuat schedule pelaksanaan adalah Pimpro, memang beliau yang tahu, tapi akan berbahaya ketika sub kontraktor akan melaksanakan pekerjaan tapi beliau sendiri yang membiarkan sub kontraktor itu tidak bekerja.
Jadi hindarilah PROYEK DALAM PROYEK ATAU BORONGAN DALAM BORONGAN, karena Time Schedulu yang telah dibuat secara pelaksanaan sering terbentur dengan kebijakan yang memiliki proyek dalam proyek tersebut.
2. Cuaca Tidak MendukungCuaca tidak mendukung adalah salah satu faktor penyebab keterlambatan, mengapa kami sampaikan seperti ini, karena banyak pekerjaan yang sangat tergantung dengan pekerjaan lain.
Dapat kita contohkan misalnya dengan ketika kita sedang membangun Ware House atau Gudang yang konstruksi ada beton dan baja. Ketika kita ingin membuat pondasi dan pedestal, hujan deras terus terjadi berhari-hari, sedangkan pekerjaan beton kendala terbesarnya adalah air.
Jadi kita tidak mungkin melaksanakan pekerjaan tersebut, saat hujan deras terjadi, andaipun bisa kita lakukan, kualitas hasilnya tidak akan ada jaminan, kalau hanya hujan gerimis mungkin tidak masalah, tinggal kita mengatur tukang kita agar mau bekerja.
Dengan tidak dilaksanakan pengecoran pada pondasi dan pedestal, bisa menyebabkan tertundanya pemasangan kolom baja gudang tersebut, dan tentunya akan membuat jadwal pemasangan kolom baja tersebut tertunda.
Ada baiknya persiapkan solusi untuk megatasi kendala hujan atau atur waktu ketika hujan tidak sering terjadi untuk jadwal pengecoran, karena kita butuh umur beton yang cukup untuk memasang kolom baja.
3. Pengaturan Material dan Pelaksanaan Yang Tidak TeraturPengaturan material dan pelaksanaan jika tidak tepat waktu akan menyebabkan schedule terlambat, terlebih lagi jika semua hubungan pekerjaan sangat kuat sekali, dapat kita contohkan.
Ketika kolom dan rangka baja sudah dikirim kelokasi proyek tapi baut atau tabung gas untuk mengelas tidak ada di lokasi proyek, bisa membuat lokasi hanya menjadi tumpukan baja bekas, karena tidak dipasang-pasang.
Terlebih lagi mobil crane tidak bisa didatangkan, jangan hanya karena baut rangka baja tidak dapat dilaksanakan, memang baut kecil bentuknya tapi tampa itu baja akan menjadi tumpukan baja bekas dilokasi proyek.
Begitupun ketika ingin memasang form work atau begisting, triplek sudah ada dilokasi tapi kaso atau paku tidak ada dilokasi, sama saja membuat triplek tersebut untuk alas tidur tukang atau akan menjadi tempat berteduh tenaga kerja.
Jadi sekali lagi selain mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan juga buatlah schedule datangnya material, agar semua barang yang ada dilokasi proyek benar-benar dapat dipasang.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Yang Tidak BenarCarilah tenaga kerja yang punya skill baik, baik dari Pimpinan Proyek, Supervisor dan tukang (man power) jangan hanya memenuhi kuota atau jumlah tenaga kerja saja.
Carilah yang berkualitas bukan kuantitas tenaga kerja, sangat berbahaya jika banyak tukang tapi semua ternyata kernet (helper) atau setengah tukang. Adanya proyek anda akan dijadikan uji coba dan tahap belajar saja, begitupula dengan supervisor atau pimpro.
Untuk tenaga kerja dilapangan jangan bukan kemampuan akademiknya yang diperlukan tapi skill dan pengalaman serta trik mereka yang dibutuhkan, jika anda mencari pimpro atau supervisor dengan IP skala 4 atau skala 8 kalau ada yah….hehehe… tapi beliau tidak pernah kerja dilapangan, siap-siap saja proyek anda hanya dijadikan tahap pembelajarannya.
Tenaga kerja ahli dilapangan bukan bicara tiori, bukan bicara pintar membuat Time Schedule dengan berbagai program baik excel, primavera atau Ms project, jika anda mencari pimpro yang pintar membuat schedule dengan program itu, dan tidak didukung pengalamannya dalam pelaksanaan proyek, siap-siap saja anda akan terima 10 sampai 20 schedule untuk menyesuaikan dengan keterlambatan proyek anda.
Membuat schedule kalau berdasarkan tiori atau analisis di atas kertas tampa mensurvei lokasi dan kendala pelaksanaan, siap-siap saja anda menerima time schedule yang bertumpuk-tumpuk dengan ratusan alasan yang dibuat pimpro tersebut.
Karena anda kan hanya mencari pembuat Time Schedule bukan pembuat pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan time schedule, yang terjadi adalah time schedule yang menyesuaikan pelaksanaan, bukan pelaksanaan yang menyesuaikan time schedule.
Jadi ada baiknya carilah Tenaga Ahli yang benar, jangan satukan Pimpinan Proyek membuat Schedule tapi berilah dia time schedule yang telah dibuat oleh Project Control, karena jika yang membuat time schedule itu Pimpina Proyek dengan mudahnya time schedule itu menyesuaikan dengan pelaksanaan.
5. Sering Terjadi Penggantian Tenaga Kerja Sub Kontraktor, Pimpro ,Supervisor, Tukang jika sering di ganti, siap-siap saja proyek anda akan terjadi pekerjaan 2 kali bahkan bisa 10 kali karena ada kesalahan sebelumnya.
Jadi sebelum melaksanakan proyek carilah tenaga kerja yang benar-benar punya skill bukan tenaga kerja yang akan memenuhi jumlah atau akan mencoba proyek anda sebagai bahan pelajaran mereka.
Untuk mengetahui skill mereka, bukan dengan cara menilai kemampuan akademik mereka, tapi nilailah kemampuan di lapangan pekerjaan proyek anda, karena tidak akan gunanya kemampuan akademik baik namun skill nya nol.
Hindari terjadi penggantian tenag kerja, jika terjadi 2 kali mungkin tidak masalah besar, tapi jika dalam 1 proyek hanya diperlukan penyelesaian 3 sampai 6 bulan anda sering ganti-ganti tenaga kerja akan membuat pelaksanaan pekerjaan berulang-ulang dan tentunya akan mempengaruhi kulitas pekerjaan kita.
6. Pekerjaan Dilakukan lebih dari 1 kaliDengan seringnya digantikan tenaga kerja, hasil pekerjaan yang dilakukan sebelumnya akan membuat bingung pekerja baru, terkecuali kita tahu persis pekerjaan lama tersebut.
Dapat kita dicontohkan ketika pemasangan form work atau begisting untuk plat lantai, supervisor lama telah melaksanakan pemasangan form work tersebut, tapi ketika datang supervisor baru, rupanya supervisor baru punya cara baru juga.
Akhirnya dibongkar, buat apa dibongkar, hanya menunjukkan kemampuan dia, atau hanya menegaskan bahwa supervisor lama salah, tentu ini tidak akan baik untuk time schedule kita, jadi jika memang perlu ada penggantian coba lah cari orang yang benar-benar mengetahui bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sudah tepat, jika form work ini memang bisa dipakai untuk apa kita bongkar.
7. Gambar Tidak JelasKemampuan seorang drafter sangat diperlukan untuk membantu membuat gambar pelaksanaan kerja, agar supervisor dapat menjelaskan kepada mandor, foreman atau tukang (man power), jika gambar saja sudah tidak jelas, bagaimana mungkin dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
Berilah gambar kepada supervisor tentang detail pemasangan, atau potongan yang jelask, agar ketika pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai as building gambar atau gambar yang sudah disepakati.
Ketikdak jelasan gambar ini bisa mengakibatkan pekerjaan dilaksanakan berulang-ulang karena kesalahan, jadi kemampuan draftar untuk mengkoordinasikan dengan pihak konsultan dan owner ,sangat diperlukan.
Gambar as buiding atau gambar kontrak biasanya hanya berupa gambar jadi, bukan gambar detail, kemampuan drafter untuk menggambarkan di detail sangat diperlukan, jadi carilah drafter yang mau dan bisa berkoordinasi dengan supervisor atau konsultan serta owner.